Thursday 17 March 2011

ngaku pintar?? coba jawab ^^

Teman2 sahabat hading... karena ne waktu aku ge sibuk2nya ngurusin proposal buat skripsi jadinya ga sempat bikin postingan,, supaya blog hading tambah asik neh aku kasih tebak2an,, jawab di comen ya gan.. ^^

Dua puluh dua jumlah meja, masing-masing meja memiliki dua kursi, tersusun secara adil menjadi empat lajur, dan kami selalu duduk di tempat yang sama. Pandangan kami terpusat pada satu sosok manusia pintar yang berdiri sejak satu jam yang lalu di depan kami. Sambil sesekali beliau menuliskan beberapa ayat di papan tulis untuk memperkuat materi pelajarannya. Namanya Abdul Ghofar. Kami memanggilnya Pak Gofar. Salah satu guru Agama di SMP kami.
“Maaf, Pak”, Siswi yang duduk tepat di depanku mengangkat tangan sesaat setelah Pak Ghofar memberi kesempatan bertanya,
“Bolehkah seorang muslimah dalam akad pernikahannya meminta kesyahidan sang suami sebagai maharnya?”
Mendengar kalimat tanya itu, tak hanya aku dan teman-teman sekelas, pak Ghofar pun mengerutkan kening. Aku yakin dalam pikiran pak Ghofar pertanyaan ini terlampau pelik untuk ditanyakan oleh siswi SMP. Apalagi baru kelas satu seperti kami.
Sejenak Pak Ghofar nampak berfikir. Tak lama, sesungging senyum pun hadir dari wajahnya.
“Maksudmu, Nak?”
Gadis itu menjawab dengan lembut, tetapi Pak Ghofar bisa mendengar jawaban itu dengan jelas, karena gadis itu duduk tepat di depan meja guru.
“Iya Pak, apakah salah jika kelak saat menikah, saya meminta mahar kesyahidan sang suami?.”
Kami seisi kelas menatap gadis itu serius. Seorang gadis yang baru beranjak remaja telah mengagetkan kami dengan pertanyaan yang menurutku terlalu berat bagi siswa seusia kami. Tak ada yang kupikir saat itu, kecuali bertanya pada diriku sendiri, darimana gadis imut itu bisa mendapat kalimat tanya itu.
“Apakah salah jika saya mensyaratkan gugurnya sang suami di medan jihad sebagai mahar?.”
Gadis kecil itu terus menjabarkan pertanyaannya seolah benar-benar berharap sang guru memahami detail maksud pertanyaannya, dan kami makin tercenung.
Hening. Aku pun sibuk dengan pertanyaan yang melompat-lompat dalam pikiranku sendiri. Pertanyaan yang mengandung banyak curiga. Apakah alasan gadis kecil itu mempertanyakan masalah ini?. Apakah ia hanya tergoda dalam keingintahuan, atau jangan-jangan ia serius bercita-cita seperti isi pertanyaannya?.
Tanpa membaca ulang cerita di atas, coba tebak :
1. Aku duduk di barisan nomor berapa dari belakang?
2. Jika gadis kecil itu ingin menikah pada usia dua puluh lima tahun dengan mahar kesyahidan suaminya, maka pada usia berapa ia akan menjadi janda?

di tunggu jawabannya gan,,  xixixixi Artikel Terkait di Bawah posting

8 Responnnnnnn :

Putri Zara Sofea said...

ha... sangat pelik soalan si gadis. haha. rasanya umur si gadis menjadi janda mungkin 60 . tah la ;p

Friez said...

Klo Menerut aku sih barisan nomor 4 atau nomor 5 dari belakang, soalnya gini klo 22 meja di bagi 4 jalur berarti 22 dibagi 4 hasilnya 5 sisa 2, nah karena meja-meja tersebut disusun secara adil maka sisa meja bisa ada di jalur 2 dan 3 atau 1 dan 4.

Unknown said...

putri: wew tua amat ya haha.. low pertanyaan no 1 apa kira2 ya put??

@friez: jawaban yang bagus friez, tapi sayang masih kurang tepat hee,, trus jawaban soal no 2 apa friez?

wellfedtoddler said...

nice post

Ladida Cafe said...

kyknya emank harus baca ulang nih, heheheee

bangdex said...

jawababannya adalah........

ryan said...

nomor 4, kada sampat nikah waluh ae,mati nang laki sudah,kada sampat naaaaaaaaaah

Unknown said...

@wellfedtoddler: makasih gan

@cafe: peraturannya kan cuman boleh baca satu kali gan hee

@bangdex: apa jawabannya gan???

@ryan: huhuhu low jawaban soal yang pertama apa??

Post a Comment

Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...