Saturday 9 April 2011

Kisah Masjid Dibangun Satu Malam

Ada ratusan tempat ibadah umat islam di Jakarta merupakan bangunan tua, bahkan umurnya lebih dari empat abad. Salah satu yang paling tua adalah Masjid Al-Alam, di Kampung Marunda Pulo RW 07 Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Masjid yang berdiri sejak tahun 1600 itu, mempunyai nilai historis tersendiri. Lokasi Masjid yang berada persis di pesisir pantai Marunda merupakan salah satu 12 obyek destinasi wisata pesisir di Jakarta Utara. Konon Masjid Al Alam (Al Auliya) Marunda, dibangun hanya dalam tempo semalam. Banyak kisah heroik muncul dari masjid ini, di antaranya Si Pitung.

Kedatangan para peziarah dari berbagai daerah, tidak lepas dari keistimewaan sejarah Masjid Al Alam yang konon dibangun oleh Walisongo. Konon wakil ketua masjid mengatakan Masjid ini dibangun Walisongo dengan tempo semalam, saat menempuh perjalanan dari Banten ke Jawa, Karena itu, nama asli masjid ini Al Auliya, masjid yang dibangun para wali Allah

Sementara di tempat terpisah, tokoh Betawi, Alwi Shahab, mengatakan bahwa pendiri masjid Al Alam adalah Fatahilah dan pasukannya pada tahun 1527 M, setelah mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa. Ada keyakinan di masyarakat Marunda, bahwa Fatahillah membangun Masjid Al-Alam hanya dalam sehari. Meski berbeda pendapat, baik Sambo dan Alwi Shahab mengatakan hal yang sama bahwa Masjid Al Alam dibangun hanya dalam tempo semalam, meski pijakan alasan keduanya berbeda.

Berangkat dari tempo pembangunan itu, tidak mengherankan bila masjid yang ukurannya mirip musalah itu menjadi istimewa bagi masyarakat Marunda khusunya, dan umat Islam umumnya. Terlebih bila mengingat bahwa Masjid Al Alam juga sarat nilai sejarah perlawanan terhadap penjajah.

Seratus tahun kemudian (1628-1629), ketika ribuan prajurit Mataram pimpinan Bahurekso menyerang markas VOC (kini gedung museum sejarah Jakarta) para prajurit Islam ini lebih dulu singgah di Marunda untuk mengatur siasat perjuangan. Di bagian kiri masjid Al Alam juga terdapat sebuah lubang kecil berbentuk setengah oval. Konon katanya lubang tersebut digunakan sebagai pengintaian terhadap bala tentara musuh.

Tidak hanya tentara Demak, tapi juga Si Pitung, Si Ronda, Si Jampang, Si Mirah dan lainnya pernah bersembunyi di sini dari kejaran Belanda. Mereka bisa selamat karena menurut cerita, bila bersembunyi di Masjid ini mereka tidak akan kelihatan.

Sementara itu, melihat arsitektur Masjid Al Alam akan mengingatkan pada model Masjid Demak, namun berskala lebih mini ukurannya 10×10 meter. Atapnya yang berbentuk joglo ditopang oleh 4 pilar bulat seperti kaki bidak catur. Mihrab yang pas dengan ukuran badan menjorok ke dalam tembok, berada di sebelah kiri mimbar. Uniknya masjid ini berplafon setinggi dua meter dari lantai dalam. Kemudian, di bagian kiri Masjid, dulunya merupakan kolam yang digunakan untuk mencuci kaki sebelum masuk masjid. Ini mengingatkan pada arsitektur Masjid Agung Banten Lama. Bedanya, kolam di Masjid Agung Banten Lama terletak di bagian depan halaman masjid. Beberapa bagian masjid lainnya masih asli. Di antaranya adalah tembok di ruang utama masjid yang memiliki ketebalan sekitar 27 cm dan hiasan jendela yang terdapat di ruang pengimaman
Selain itu, di situ juga terdapat sebuah tongkat yang terukir melingkar seperti ular. Konon katanyanya, tongkat itu cukup istimewa dan hanya dikeluarkan setiap hari Jum'at saat khutbah.Tongkat itu datang secara misterius lewat air.

Saat ini, masjid yang terletak di tepi pantai itu tidak pernah sepi. Selalu diziarahi, terutama setiap malam Jumat Kliwon dengan kegiatan rutin berupa istighotsah. Begitu juga sumur tua yang usianya ratusan tahun tersebut berada di samping masjid sampai saat ini air masih tetap mengalir dan tidak pernah kering.Dengan keistimewaan Masjid Al Alam, baik nilai-nilai sejarah perlawanan yang heroik dan karomah para pendirinya, dalam perkembangannya juga membawa manfaat bagi masyarakat sekitar Marunda, baik yang berhubungan dengan nilai-nilai islami maupun rizki. Dengan ramainya para peziarah, masyarakat bisa mengambil keuntungan dengan menjual makanan di sekitar Masjid Al Alam. Apalagi saat bulan suci Ramadan. Demikianlah keistimewaan Masjid Al Alam atau Al Auliyah Marunda. Meski dibangun hanya dalam tempo semalam, tapi manfaatnya terasa hingga ratusan tahun.


sumber: vivanews Artikel Terkait di Bawah posting

2 Responnnnnnn :

Unknown said...

tempat ibadah yg sangat bersejarah nii . ,

Shear said...

Mudah-mudahan tidak dijadikan tempat syirik gan, seperti kebanykan tempat lainnya. sengaja dikeramatkan.

Post a Comment

Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...