Saturday, 23 October 2010

FILASAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT PENDIDIKAN
KELOMPOK 1
A. Pengertian Filsafat
Filasafat berasal dari bahasa yunani : Philosohia, ini banyak di peroleh pengertia-pngertian filsafat, baik pngertian secara harfiah atau etimologi. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution filsafat berasal dari kata yunani yang tersusun dari dua kata. Philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat(wisdom). Selanjutnya menurut Prof. Dr. Harun Nasutio bukan berasal dari bahasa arab falsafah dan bukan pula dari bahasa barat philosophy.
Dari pengertian secara etimologi itu, memberikan definisi filsafat sebagai berikut :
 Pengetahuan tentang hikmah
 Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
 Mencri kebenaran
 Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas.
Adapun pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah :
 Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandanagn sisitematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
 Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata dan lain-lain.
Pengertian Filsafat Menurut Beberapa Ahli, antara lain :
1) Plato, mengatakan bahwa filsafat tidak lain daripada pengetahuan tentang segala yang ada.
2) Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3) Fichte, Filsafat sebagai wissenschaftslehre : ilmu dari ilmu-ilmu yang umum, yang dasar segala ilmu.
4) Kant, bahwa filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.
5) Al-kindi, ahli fikir pertama dalam filsafat islam yang memberikan pengertian filsafat dikalangan umat islam.
6) Immanuel kant (1724-1804) mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan ada pada (Metafisika, etika, agama, antropologi)
7) Al-Farabi, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu tentang alam yang bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.
B. Analisa Filsafat Dan Masalah Kependidikan
Pengertian pendidikan yang luas, berarti masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan yang tidak mungkin dijawab dengan menggunakananalisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
Beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat dalam memahami dan memecahkannya, antara lain:
1) Masalah kependidikan pertama dan yang mendasar
2) Apakah pendidikan itu berguna untuk membina kepribadian manusia.
3) Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu
4) Siapakah hakikat yang bertanggung jawab itu.
C. Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu disiplin dari berbagai macam bagian komponen. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli pendidik dan ahli filsafat, guana melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalm menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada para siswa dan anak didik.
D. Pengertian Filsafat Pendidikan
ada dua pendekatan yang diguanakan dalam filsafat pendidikan, yaitu :
1) Menggunakan pendekatan tradisional
2) Menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.
(a) Filsafat Pendidikan Bermakna Sebagai Filsafat Tradisional
Filsafat pendidikan dalam artian ini bentuknya murni telah berkembang yang menghasilkan alternative jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan filosofis dalam problema hidup dan kehidupan manusia dalam bidang pendidikan yang melekat dalam masing-masing jenis, sistem dan aliran-aliran filsafat tersebut.
(b) Filsafat Pendidkan Dengan Menggunakan Pendekatan Yang Bersifat Kritis
Dalam pendekatan ini pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama. Ada dua cara analisis dalam pendekatan filsafat yang bersifat kritis, yaitu :
1) Analisa bahasa (linguistic)
2) Analisa konsep
Memahami pengertian filsafat seperti filsafat pendidkan para pakar pendidikan mengemukakan pendapat mereka, antara lain:
1) Dr. Yahya Qahar, menjelaskan pengertian pendidikan adalah filsafat yang bergerak di lapangan pendidikan yang mempelajari proses kehidupan dan alternative proses pendidikan dalam pembentuk watak.
2) Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung mengenai filsafat pendidkan didefeinisi, sebagai berikut :
3) Filsafat pendidikan adalah mencarai konsep-konsep yang dapat meyelaraskan gejala yang berbeda-beda dalam pendidikan dan suatu rencana menyeluruh, menjelaskan istilah-istilah pendidikan mengajukan prinsip-prinsip atau asumsi dasara tempat pernyataan-pernyataan khusus yang menghubungkan antara pendidikan dan bidang-bidang kepribadian manusia.
E. Pendekatan-Pendekatan Filsafat Pendidikan
1) Pendekatan Progresif
Pendekatan dalam filsafat pendidikan akan lebih mudah dipahami arti pengertiannya, pandangan John Dewey dalam bukunya Monumental Kontroversal, yaitu Democracy and Education yang dapat dibaca dan diselami apa yang tersirat didalamnya, seperti dibawah ini :
(a) Filsafat pendidikan adalah suatu pola pemikiran yang jadi dan disiapkan sebelum dan datangnya dari luar ke dalam suatu sistem praktik pelaksanaan yang berbeda asal usulnya maupun tujuannya.
(b) Filsafat pendidikan merupakan suatu perumusan secara jelas dan tegas eksplisit tentang problem-problem pembentukan pola kehidupan.
2) Pendekatan Tradisional
Pada pendekatan ini mengakui dan memntingkan dunia sana yang transcendental metafisi yang langgeng, yang menentukan tujuan hidup dan sekaligus tujuan pendidikan manusia, sehingga menjadi sumber-sumber dasar nilai dari filsafat pendidikannya.
Pendekatan tradisional antara filsafat pendidikan dan science of education dibedakan, yaitu filsafat metafisika dan tenaga sosial, sedang pada pendekatan progresif keduanya bersumber pada kenyataan yang sama dan satu-satunya yaitu tenaga pengembangan sosial masyarakat di atas.
Teori etika dan metode penyesuaian masalah sosial yaitu pola dasar sikap moral dan pola dasar sikap mental. Progresif menentang segala hal yang berkaitan tentang kenyataan transcendental metafisis.
Pendekatan-pendekatan tradisional, seperti namany, sangat taat dan sistematika filsafat tradisional yang menenpatkan filsafat sebagai dasar pendidikan dan pengajaran.





KELOMPOK 2
SISTEMATIKA FILSAFAT
Sistematika Filsafat (Philosophy)
(a) Aksiology
(b) Epistemology
(c) Ontology
Sistematika ilmu filsafat : Filsafat beserta cabang-cabangnya secara sederhana terbagi tiga macam yang menjadi lahan kerja filsafat yaitu Ontology, epistemology, dan aksiology.
Sistematika Filsafat
A. Ontology / Metafisika
Cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada yang membahas secara : universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya adanya segala sesuatausegi dari kenyataan yang mengatasi semua perbedaan antara benda dan makhluk hidup.
Muncullah beberapa pandangan yang dikelompokkan dalam beberapa alira berfikir yaitu :
1) Materialisme
2) Idelaisme (spiritualisme)
3) Dualisme
4) Agmetisisme
B. Epistemology / Nilai Kebenaran
Mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang dan bagaimana mengetahuinya. Landasan epistemology adalah proses apa yang memungkinkan mendapat pengetahuan logika etika. Dalam epistemology muncul aliran berfikir yaitu :
1) Empirisme
2) Rasionalisme
3) Positivism
4) Intuisionisme
C. Kosmologi
Ilmu yang mempelajari asal-usul, susunan dan evolusi alam raya.
D. Metafisika
Metafisika berasal dari bahasa Yunani. Meta yang berarti selain, sesudah atau sebaliknya dan fisika artinya alam nyata. Maksudnya : ilmu yang menyelidiki apakah hakikat dibalik alam nyata ini. Ilmu metafisika dinamakan orang onologi yang berarti ilmu hakikat.
Manusia selalu dikacaukan oleh dua perkara, yaitu :
1) Ketidaktetapan (relativitet) yang ada pada benda yang kita nilai.
2) Ketidaktetapan (relativitet) yang ada pada panca indera kita sendiri


KELOMPOK 3
HAKIKAT SEBAGAI MANUSIA
A. Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Dalam bidang Humaniora, Dr. Alexis Carrel ( peletak dasar humaniora barat ) mengatakan manusia adalah makhluk yang misterius, karena derajat keterpisahan manusia dari dirinya berbanding terbalik dengan perhatiannya demikian tinggi terhadap dunia yang ada di luar dirinya.sastrapateja mendefinisikan manusia sebagai makhluk historis. Menurutnya, hakikat manusia sendiri adalah suatu sejarah, suatu peristiwa yang semata-mata datum.
Sifat hakikat manusia menjadi kajian antropologi, yang hasilnya dapat menumbuh kembangkan potensi, manusia melalui penyelenggaraan pendidikan. sifat hakikat manusia merupakan ciri-ciri karakteristik secara principal membedakan manusia dengan hewan.
Wujud Sifat Hakikat Manusia
a) Kemampuan menyadari diri
b) Kemampuan berinteraksi
Maksudnya manusia tidak hanya “berada” (seperti hewan dan tumbuhan) tetapi juga”meng-ada” dimana manusia tidak hanya bagian lingkungan seperti hewan dan tumbuhan tetapiu manusia mnejadi manajer lingkungan (mengolah, mengendalikan)
c) Kata hati
Disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, dan lain sebagainya. Berarti kemampuan pada diri manusia untuk mengetahui baik burukya perbuatan manusia termasuk pula kemampuan mengambil keputusan atas dasar pertimbangan benar/salah, analisis yang didukung kecerdasan akal budi.
d) Moral
Moral (etika) sinkron dengan kata hati yang tajam, yang benar-benar baik yang disebut juga dengan moral yang tinggi.
e) Tanggung Jawab
Menanggung segenap akibat dari perbuatan yang berwujud tanggung jawab, kepada diri sendiri, masyarakat dan Tuhan.
f) Rasa Kebebasan
Berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia tidak sama dengan berbuat tanpa ikatan, yang sesungguhnya justru berlangsung dalam keterikatan karena kemerdekaan erat kaitannya dengan kata hati dan moral.
g) Kewajiban dan Hak
Merupakan indicator bahwa manusia sebgai makhluk sosial. Dalam kehidupan hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban.
h) Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kebahagiaan dapat dicapai apabila manusia dapat meningkatkan kualitas hubungannya sebgai makhluk dengan dirinya sendiri (memahami kelebihan dan kekurangannya) dengan alam (untuk eksploitasi dan dilestarikan) dan terhadap Tuhan maha Pencipta.
B. Dimensi - Dimensi Hakikat Manusia
1) Dimensi keindividulan
Merupakan kebutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (individe), mengartikan tidak ada individu yang identik di muka bumi walaupun berasal dari satu sel.
2) Dimensi Kesosialan
Pada manusia tampak jelas pada dorongan untuk ergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri (terisolir)
3) Dimensi Kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila artinya kepantasan yang lebih tinggi. Manusia adalah makhluk sosial, yang mamiliki nilai-nilai, menghayati, dan mewujudkan dalam pebuatan.
4) Dimensi Keberagaman
Manusia adalah makhluk religious. Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah makhluk yang lemah memerlukan tempat bertopang demi keselamatan hidupnya. Agama sebagai sandaran vertikal manusia.
C. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengaktualisasikan potensi dimensi-dimensi secara total dan maksimal. Untuk itu digunakan pendekatan pengembangan yang bersifat :
1) Pengembangan Yang Utuh
Tingkatan keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor :
Dari wujud dimensinya / kualitas potensi tingkat manusia.
Dari arah pengembangan.
Wujud kebutuhan pengembangan dapat ditinjau dari keutuhan antara aspek jasmani rohani, keutuhan antara dimensi individu dan sosial, kesusilaan dan keberagaman.
2) Pengembangan Yang tidak Utuh
Pengembangan yang tidak utuh terjadi dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia, yang terabaikan.

KELOMPOK 4
HAKIKAT MASYARAKAT
Masyarakat adalah suatu perwujudan kehidupan bersama manusia. Di masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar hubungan dan antaraksi. Masyarakat sebagai suatu lembaga kehidupan manusia yang berlangsungnya antaraksi warga masyarakat.
Bagi setaip warga masyarakat adalah lebih baik apabila ia mengenal “masyarakat “ dimana ia menjadi bagian daripadanya.
A. Pengertian Masyarakat Dan Struktur Sosial
Masyarakat yang dinamakan dengan istilah (community, society) secara teknis ilmiah mempunyai definisi tertentu, yang kadang-kadang berbeda-beda menurut para ahli sosiologi. Namun secra commonsense, masyarakat diartika sebagai suatu kehidupan bersama di suatu wilayah dan waktu tertentu dengan pola kehidupan yang terbentuk oleh antar hubungan dan antaraksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar.
Secara sederhana, Ogburn dan Nimkoff dalam bukunya Sociology, antara lain, manulis : “A ommunity is a Group Or a Collection Of Groups That Inhabits A Alocality (17 : 291). “Suatu masyarakat Ialah satu kelompok atau sekumpulan kelompo-kelompok yang mendiami suatu daerah.
Maka pengertian masyarakat (relative) luas wilayahnya, dan meliputi (relative) banyak anggota atau warganya.
B. Pandangan Filosofis Tentang Hakikat Masyarakat
Sejarah perkembangan masyarakat adalah sejarah adnya manusia dan peradaban. Hakekat terbentuknya masyarakat untuk mengerti peranan manusia itu di dalam masyarakat. Manusia adalah subyek di dalam masyarakat.
1) Teori Atomistic
Sebelum terbentuknya negara seperti sekarang yang kita kenal sekarang (presocial-state) manusiasebab kemerdekaan individu dimilikinya sebagai anugerah alamiah, atau anugerah Tuhan menurut kepercayaan kaum agama. Kebebasan individu dan di dorong oleh motif dan tujuan tertentu, mereka secara sukarela membentuk masyarakat, sebagai suatu bentuk kehidupan bersama.
Prinsip pelaksanaan pola-pola kehidupan di dalam masyarakat menurut teori organism ialah :
a. Bahwa kekuasaan dan kehendak masyarakat sebagai lembaga di atas hak, kepentingan, keinginan, cita-cita dan kekuasaan individu.
b. Lembaga masyarakat yang meliputi seluruh bangsa, secara nasional, bersifat totaliter, pendidikan berfungsi mewujudkan warga negara yag ideal, dan bukan manusia sebagai individu yang ideal. Bahkan sebagai dikatakan Brubacher.
2) Teori Integralistik
Masyarakat sebagai satu lembaga yang mencerminkan kebersamaan sebagai satu, totalitas, namun tak dapat diingkari realita manusia sebgai pribadi sebaliknya manusia sebgai pribadi selalu ada dan hidup di dalam kebersaman, di dalam masyarakat.
Masyarakat harus mengembandan mewujudkan tanggung jawab sosial atas individu-individu. Individu adalah hidup dan berkembang di dalam dank arena pengaruh antar hubungan sosial masyarakat.
C. Hubungan Masyarakat Dan Pendidikan
Masyarakat merupakan satu realitas dalam tata kehidupan manusia. Tiap-tiap pribadi hidup dalam suatu sistem sosial, dengan segala kondisi dan konsekuensi-Konsekuensinya. Tiap pribadi adalah bagian suatu keluarga yang hidup dalam suatu masyarakat, demikian pula masyarakat adalah bagian daripada suatu bangsa atau kehidupan zamannya. Kehidupan manusia berlangsung dalam masyarakat dan sebagaian untuk masyarakat disamping sebagian untuk dirinya sendiri.
Fungsi kemanusiaan tiap pribadi dimana manusia menunaikan semua fungsi kemanusiaan dan fungsi sosial dalam masyarakat adalah masalah pendidikan. Prof. Thomson meuraikan dalam bukunya :”Moder Philosophy Of Education”. Pendidikan berhubungan dengan masalah manusia pribadi dan masyarakat, oleh beberapa ahli diberi batasan sebagai proses penyesuaian oleh pribadi untuk melaksanakan fungsinya dalam masyarakat.
Suatau kenyataan bagi setiap orang bahwa masyarakat yang (relatif) baik, maju, modern ialah masyarakat yang di dalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang (relative) baik, modern dan baik, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang yang terdidik. Pendidikan modern hanya akan ditemukan didalam masyarakat yang modern pula.
Dalam suatu masyarakat Nampak adanaya lembaga-lembaga pendidikan yang modern dan lengkap, maka kecenderungan dan optimism bahwa masyarakat tersebut dalam waktu segera akan maju. Kenyataan ini tersimpul dalam kata-kata Prof. Richey sambil mengutip tulisan John Dewey. Seseorang mungkin berpendapat bahwa pendidikan ialah metode fundamental untuk memajukan dan memperbaharui masyarakat dan bhwa itu adalah sebagai masalah setiap orang yang berminat dengan pendidikan untuk menggunakan sekolah sebagai alat utama dan efektif bagi memajukan dan memperbaharui suatu masyarakat.
Pandangan filosofis atas masyarakat, atas manusia merupakan titik tolak adalah seluruh persoalan kehidupan manusia. Pandangan tersebut dianalisa lebih mendalam, berarti titik tolak segala pandangan berawal pada subyek, yakni manusia sendiri, sebagai pribadi, atau sebagai masyarakat.
Dalam filsafat pendidikan masyarakat (Bangsa dan Negara) untuk pedoman pelaksanaan pendidikan (nasional) bangsa itu termasuk di dalam Undang-Undang Pendidikan. sedangkan filsafat pendidikan adalah pedoman filosofis-ideal, asas-asas normative yang fundamental yang bersifat tetap, sebagai sumber nilai, sumber cita-cita.
Jadi masyarakat / negara sebgai subyek makro kependidikan wajar menentukan motivasi, tujuan, lembaga atau keseluruhan sistem pendidikan nasionalnya berdasarkan cita karsanya. Inilah sistem pendidikan nasional berdasarkan cita karsanya. Inilah sistem pendidikan nasional berdasarkan filsafat negara bangsanya / negara itu sendiri. Negara RI ialah sistem pendidikan nasional (berdasarkan) pancasila.

KELOMPOK 5
KEBUDAYAAN SEBAGAI ISI PENDIDIKAN
A. Kebudayaan di samakan dengan Culture
Culture (Inggris), kultur (Jerman) dan Cultuur (Belanda) adalah suatu istilah yang mengandung pengertian amat luas.
Menurut prof. Dr. H. A. Enno Van Gelder, culture berssal dari kata latin”Colore” berarti mengerjakan, memelihara dan memuja (ENSIE 1 halaman 145).
Dr. K. Kuypers seorang staf penulis ENSIE berpendapat bahwa etimologi kata Culture ialah “Culture animi”(latin) berarti memelihara dan mengembangkan jiwa. Menurut “Dictionary Of Philosophy” oleh Runes. Kebudayaan adalah memelihara nilai interistik masyarakat. Kebudayaan atau peradaban ialah suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai warga masyarakat. Sedangkan Dr. Roucek dan Dr. Warren dalam buku”Sociology An Indutroduction” membedakan pengertian kebudayaan ialah cara hidup yang dikembangkan dalam antar hubungan manusia untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pokok mereka demi tetap suvive dan kekalnya kehidupan.
Peradaban berarti suatu tingkat perkembangan kompleksitas kebudayaan yang dicapai sutau masyarakat. Dr. Lee etal (es) dalam buku “Principles of sociology”, menurut istilah kebudayaan dipakai untuk menunjukkan keseluruhan jumlah ciptaan umat manusia, hasil-hasil yang tersusun dari pengalaman koleratif manusia hingga sekarang.
Segala sesuatu, materiil atau non materiil, yang diciptakan manusia dalam proses kehidupan termasuk dalam pengertian kebudayaan. Dr. Hendry S. Lukas dalam buku “A Short History Of Civilazation” menyatakan, kebudayaan ialah suatu cara yang umum bagaimana manusia hidup, berfikir dan bertindak kebudayaan meliputi :
1) Suatu penyesuaian umum terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi atau kepada lingkungan geografis.
2) Organisasi yang lazim dibentuk untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dan politik yang ada dalam kehidupan.
3) Lembaga yang umum dalam pemikiran dan usaha-usaha pencapaiannya, meliputi seni, sastra, ilmu pengetahuan, penemuan, filsafat dan agama.
B. Ilmu Sebagai Unsur Kebudayaan
Ilmu pengetahuan (knowledge) merupakan unsur kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan adalah suatu hubungan antara proses dan isi. Pendidikan ialah proses pengoeran kebudayaan dalam arti membudayakan manusia. Kebudayaan sangat kompleks sehingga fungsi dan tanggung jawab pendidikan maklin besar dalammewariskan semua aspek kebudayaan kepada manusia.
Wujud kebudayaan yang menjadi isi pendidikan (kurikulum) dikenal sebagai ilmu pengetahuan. Demi suksesnya fungsi pendidikan harus ada ketetapan unsur kebudayaan apa yang hendak dicapai sebagai target.
Menurut “Webster’s New wold Dictionary” ilmu pengetahuan adalah semua yang telah diamati atau dimengerti oleh jiwa(pikiran), belajar dan suatu yang telah jelas.
Ilmu sebagai bagian atau unsur kebudayaan adalah merupakan isi pendidikan. isi pendidikan (kurikulum) adalah jalan untuk sampai pada tujuan pendidikan, sebaliknya tanpa isi pendidikan, tanpa kurikulum tidak ada proses pendidikan dan pengajaran. Kurikulum adalah bagian yang amat penting di dalam pendidikan.
Penetapan kurikulum harus berorientasi kepada tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Meskipun ilmu pengetahuan sebagai bagian dari kebudayaan yang harus menjadi kurikulum pendidikan, namun batasan wawktu dan fasilitas untuk suatu tingkatpendidiakn makaharus ada skala prioritas. Hubungan antara tujuan pendidikan dan kurikulum ialah hubungan antara tujan dan isi pendidikan.
Suatu tujuan baru akan tercapapai bila isi pendidikan tepat, dan relevant. Dapat dikatakan bahwa kurikulum tidak lain daripada tujuan pendidikan atau nilai-nilai yang termaksud dalam bentuk yang luas.
Kurikulum harus mengandung isi pengalaman yang kaya demi realisasi tujuan dan kaya dengan pengalaman. Pengalaman yang bersifat membina kepribadian. Tujuan pendidikan adlaha ditetapkan oleh nilai-nilai yang abadi dalam filsafat (pendidikan) suatu bangsa/masyarakat.
C. Proses perkembangan pendidikan dan kebudayaan
Hubungan pendidikan dan kebudayaan adalah hubungan antara aktivitas dengan isi-nya. Pendidikanb ialah suatu proses, lembaga, aktivitas. Sedangkan kebudayaan adalah isi dalam prose situ, isi suatu lembaga dan aktivitas pendidikan.
Pendidikan sebagai proses pengoperan kebudayaan, pembinaan manusia dalam arti mendewasakan dan membudayakan manusia. Berarti pendidikan dan kebudayaan adalah hubungan antara aktivitas dengan isinya.
John Dewey menganalisa perkembangan kebudayaan sebagai proses integral daripada perkembangan sosial, yang dipenuhi oleh :
 Adanya kondisi khusus dan problem-problem yang harus dihadapi.
 Tuntutan-tuntutan komunikasi sosial yang menuju pengertian suatu cita-cita dan informasi.
 Adanya penyelidikan secara kritis dan penilaian kembali atas tujuan dan nilai-nilai kebudayaanbyang ada.
 Eksperimen yang terkontrol dan validasi atas hasil-hasil rekonstruksi pada situasi yang spesifik.
Pemahaman atas realita dan kondisi suatu kebudayaan adalah langkah permulaan untuk pembinaan kebudayaan. Pembinaan kebudayaan selau melalui, khususnya melalui ilmu pengetahuan.
D. MANUSIA SEBAGAI PEMBINA KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah ciptaan atau kreasi manusia. Melalui lembaga dan proses pendidikan, kebudayaan dikembangkan yakni :
1. Dioperkan untuk dimengerti dan dikuasai, dilaksanakan oleh generasi muda.
2. Pembinaan manusia supaya mampu menciptakan kebudayaan atau unsur-unsur agar mereka mampu menyesuikan diri demi kehidupan dalam zamannya.
Proses penciptaan akan berlangsung terus-menerus sepanjang sejarah eksistensi manusia. Penciptaan sudah ditentukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam arti konsutif. Melainkan memenuhi kebutuhan ekspressif, pelahiran, daya cipta, dorongan-dorongan perkembangan kepribadian. Sehingga terbentuklah karya-karya dalam segala bidang kebudayaan.
Pendidikan berfungsi untuk pembinaan kebudayaan yang mempertahankan kebudayaan yang ada sebagai warisan sosial, maupun untuk mem,bina pribadi manusia yang pada gilirannya untuk mencipta pula kebudayaan baru.

KELOMPOK 7
A. Pengertian Pendidikan
Luas sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia.
Sifat hakikait dan ciri-ciri kemanusiaannya dan pendidikan formal di sekolah hanya bagian kecil saja daripadanya. Merupakan inti dan bisa lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhannya.
Pengertian pendidikan yang luas. Berarti masalah kependidikan mempunyai ruang lingkup yang luas menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Diantara pendidikan yang sedehana yang menyangkut praktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak diantaranya yang menyangkut masalah yang bersifat mendasar dan mendalam. Pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa semata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
B. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya. Filsafat akan membatasi diri akan hal-hal tertentu saja. Filsafat membahas segala sesuatu yang ada di alam sering dikatakan filsafat umum. Filsafat yang terbatas adlah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain sebagaianya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif.
C. Hubungan Antara Filsafat Dengan Pendidikan
Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan falsafah pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secra mendalam sampai ke akar-akarnya mengenai pendidikan. filsafat pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap maslah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya.
Menurut Zanti Arbi (1988) pengertian filsafat pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Menginspirasikan
Memberikan inspirasi kepada para pendidik untuk melaksanakan ide tertentu dalam pendidikan. melalui filsafat tentang pendidikan, filosof memaparkan ide bagaimana pendidikan itu di arahkan, siapa saja yang patut menerima pendidikan dan bagaimana cara mendidik serta peran pendidik.
2) Menganalisis
Memeriksa dengan teliti bagian-bagian pendidikan agar dapat diketahui secara jelas validalitasnya. Yang perlu dilakukan agar dalam penyusunan konsep pendidikan secara utuh tidak terjadi arah yang simpang siur.
Dengan demikian ide yang komplek bisa dijernihkan terlebih dahul, tujuan pendidikan jelas dan alat-alat yang ditentukan.
3) Mempreskriptikan
Upaya menjelaskan atau member pengarahan kepada pendidik memalui filsafat pendidikan. aspek-aspek pesaerta didik yang dikembangkan, proses perkembangan itu sendiri, batas-batas bantuan yang diberikan kepada proses perkembangan itu sendiri.
4) Menginvestigasi
Untuk memeriksa atau meneliti kebenaran suatu teori pendidikan. pendidikan harus mencari sendiri konsep-konsep pendidikan dilapangan atau melalui penelitian-penelitian. Sementara ini filsafat dipakai latar pengetahuannya saja.
Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat merupakan pandangan hidup yang menentukan arah dan tujuan proses pendidikan.
Filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan sangat erat. Sebab, pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna. Artikel Terkait di Bawah posting

0 Responnnnnnn :

Post a Comment

Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...