A. Dasar Ontologis ILmu Pendidikan
Pertama – tama pada latar filsafat diperlukan dasar ontologis dari ilmu pendidikan . adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan ilmu pendidikan melalui pengalaman panca indra adalah dunia pengalaman manusia secara empiris. Objek materil ilmu pendidikan ialah manusia seutuhnya, manusia yang berakhlak manusia dalam situasi pendidikan atau diharapkan melampaui manusia sebagai makhluk social mengingat sebagai warga masyarakat ia mempunyai cirri warga Negara yang sebik – baiknya.
B. Dasar Epistemologis Ilmu pendidikan
Dasar epistemolgis diperlukan oleh pendidikan atau pakar ilmu pendidikan demi mengembangkan ilmunya secara produktif dan bertanggung jawab. Inti dasar epistemologi ini adalah agar dapat ditentukan dalam menjelaskan objek formalnya, telaah ilmu pendidikan tidak hanya mengembangkan ilmu terapan melainkan menuju kepada telaah teori dan ilmu pendidikan sebagai ilmu otonom yang mempunyai objek formil sendiri atau problematika sendiri sekalipun tidak hanya menggunakan pendekatan kualitatif ataupun eksperimental (Campbell & Stanly, 1963).
C. Dasar Aksiologis Ilmu Pendidikan
Nilai ilmu pendidikan tidak hanya bersifat intrinsik sebagai ilmu seperti seni untuk seni, melainkan juga nilai ekstrinsik dan ilmu untuk menelaah dasar – dasar kemungkinan bertindak dalam praktek melalui kontrol terhadap pengaruh yang negatif dan meningkatkan pengaruh yang positif dalam pendidikan.
D. Dasar Antropologis Ilmu Pendidikan
Pendidikan yang pada intinya mendidik dan mengajar ialah pertemuan antara pendidik dan sebagai objek dan peserta didik sebagai subjek pula.
Atas dasar falsafah yang bersifat dialogis ini maka 3 dasar antropologis berlaku universal tidak hanya sosialitas dan individulitas melainkan juga moralitas. Kiranya khusus untuk Indonesia apabila dunia pendidikan nasioanal didasarkan pada kebudayaan nasional yang menjadi konteks dari sistem pengajaran nasional di sekolah, tentu akan diperlukan juga dasar antropologis pelengkap yaitu religiulitas, ialah pendidik dalam situasi pendidikan sekurang- kurangnya secara mikro berhamba kepada kepentingan terdidik sebagai dari pengabdian lebih besar kepada Tuhan Yang Maha Esa.
E. Pedagogik Sebagai Ilmu Murni Menelaah ILmu Pendidikan
Jelaslah bahwa telah lengkap atas tindakan manusia dalam fenomena pendidikan melampaui kawasan ilmiah dan memerlukan analisis yang mandiri atas data pedagogik (pendidikan anak) dan data – data andragogi (pendidikan orang dewasa).
Yang lebih diperlukan ialah penerapan metode filsafah yang radikal dalam menelaah ilmu hakikat peserta didik sebagai manusia seutuhnya. Implikasinya jelas bahwa batang tubuh ilmu pendidikan haruslah sekurang - kurangnya mencakup :
1. Relasi sesama manusia sebagai pendidik yang terdidik.
2. Pentingnya ilmu pendidikan mempergunakan metode fenomelogi secara komulatif.
3. Orang dewasa yang berperan sebagai pendidik.
4. Keberadaan anak manusia sebagai terdidik.
5. Tujuan pendidikan .
6. Tindakan dan proses pendidikan.
7. Lingkungan dan lembaga pendidikan. Artikel Terkait di Bawah posting
0 Responnnnnnn :
Post a Comment
Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^