Thursday, 4 November 2010

PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS

1. Pendekatan Otoriter

Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagai pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru. Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban kelas dengan menggunakan pengendalian. Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah yang paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.
Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktekkan pendekatan otoriter ini tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru bertindak otoriter bertindak untuk peserta didik dengan menerapka disipin yang tegas.

Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemen kelas, yaitu:
a. Menetapkan dan menegakkan peraturan.
b. Memerintahkan perintah, pengarahan, dan peasan.
c. Menggunakan teguran.
d. Menggunakan pengendalian dengan mendekati.
e. Menggunakan pemisahan dan pengucilan.

a. Menciptakam dan menegakkan peraturan.
Menciptakam dan menegakkan peraturan adalah kegiatan guru menggariskan pembatasan-pembatasan dengan memberitahukan kepada peserta didik apa yang diharapkan mengapa hal tersebut diperlukan. Dengan demikian, kegiatan menciptakan dan menegakkan peraturan adalah proses mendefinisi dengan jelas dan spesifik harapan guru mengenai perilaku peserta didik di kelas. Peraturan merupakan pedoman yang diformalkan yang menggambarkan perilaku yang dibenarkan dan yang tidak dibenarkan. Maksud peraturan itu adalah menuntun dan membatasi perilaku peserta didik.

b. Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan.
Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan adalah strategi guru dalam mengendalikan perilaku peserta didik agar peserta didik melakukan sesuatu yang diinginkan guru. Perintah, pengarahan, dan pesan yang disampaikan dan dinyatakan dengan jelas dan mudah dipahami adalah suatu cara yang sesuai dengan sempurna dalm mengendalikan perilaku peserta didik sepanjang tidak menggunakan paksaan untuk mematuhi.


c. Mengguanakan teguran ramah
Mengguanakan teguran ramah adalah strategi memanajemen kelas digunakan guru memarahi peserta didik yang berperilaku tidak sesuai yang melanggar peraturan dengan cara lemah lembut.

d. Menggunakan pengendalian dengan mendekati
Menggunakan pengendalian dengan mendekati adalah tindakan guru bergerak mendekati peserta didik yang dilihatnya berperilaku menyimpang atau cenderung menyimpang. Strategi ini dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya situasi yang mengacaukan atau yang mempunyai kemungkinan mengacaukan. Tindakan ini tidak dimaksudkan untuk menghukum atau mengintimidasi. Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa kehadiran guru secara tidak fisik akan cukup berhasil mencegah peserta didik berperilaku menyimpang.

e. Menggunakan pemisahan dan pengucilan
Menggunakan pemisahan dan pengucilan (dan juga penskoran, penahanan) adalah strategi guru dalam merespon perilaku menyimpang peserta didik yang tingkat penyimpangannya cukup berat.

2. Pendekatan Intimidasi

Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen keas sebagai proses pengendalianperilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi. Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan. Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.
Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Misalnya, guru memergoki dua peserta didik berkelahi. Keudian guru berteriak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru, kedua peserta didik itu akan segera berhenti berkelahi.
Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, ukan masalahnya itu sendiri. Keleahan lain dari pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.

3. Pendekatan Permisif

Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknaya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.
Pendekatan permisif sedikit penganjurnya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sisrem sekolah yang memiliki pranata-pranata social. Dalam sistem sosial para anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban. Mereka diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas akan mengancam hak-hak orang lain.


4. Pendekatan Buku Masak
Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan atau tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas.
Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas sehingga tidak ditemukan prinsip – prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajemeni kelas. Dengan kata lain, guru biasanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering mempergunakan dalam jangka pendek. Kelemahan lain dari pendekatan ini adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersiifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif. Artikel Terkait di Bawah posting

0 Responnnnnnn :

Post a Comment

Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...