
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan meteri tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diu jicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001:78). Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson sebagai metode pembelajaran kooperatif. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru maupun siswa dengan lingkungan belajarnya. Siswa belajar bersama-sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai materi yang sedang dipelajari. Keuntungan yang bisa diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai hasil belajar yang bagus karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain . Dengan demikian siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang di tugaskan kepada mereka. Kemudian siswa –siswa itu kembali pada tim atau kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
untuk lebih lengkapnya tentang model pembelajaran jigsaw silakan klik disini
dari pengertian tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di atas dapat disimpulkan bahwa model kooperatif menuntut keaktifan, kerja sama dan pemahaman siswa yang ekstra agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. selain itu, paham tidaknya siswa tergantung cara penyampaian dari tim ahi {kelompok ahli). dapat dilihat pada gambar berikut :

untuk dapat menjawab pertanyaan EFEKTIFKAH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITERAPKAN DI SEKOLAH DASAR? itu sebenarnya tergantung sekolah, siswa, lingkungan kerja masing-masing. untuk sekolah yang ada di perkotaan mungkin model jigsaw "efektif" digunakan dalam pembelajaran. tapi menurut pandangan penulis, di beberapa tempat model pembelajaran jigsaw malah tidak efektif digunakan dalam pembelajaran. karena dari pengalaman pribadi dan cerita teman sejawat untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di tempat penulis rata-rata siswa masih menerapkan budaya "malu" untuk berbicara. budaya malu tersebut membuat kegiatan pembelajaran cenderung kurang aktif yang bertolak belakang dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang menuntut siswa untuk aktif. Padahal penulis sebagai guru kelas sudah mencoba beberapa alternatif agar siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran. kemungkinan karena kemampuan guru yang belum profesional dalam melakukan kegiatan pembelajaran (penulis baru satu tahun menjadi pengajar). atau mungkin juga karena pengaruh dari lingkungan sehari-hari siswa tersebut.
jadi untuk menjawab pertanyaan EFEKTIFKAH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITERAPKAN DI SEKOLAH DASAR? jawabannya adalah tergantung dari beberapa faktor seperti siswa, guru, lingkungan sekolah, dan lingkungan luar sekolah.
bagi teman-teman yang ingin menambahkan jawaban atas pertanyaan di atas ataupun ingin membantu penulis untuk membuat siswa menjadi aktif silakan ditambahkan lewat kolom komentar. terima kasih
penulis : agus sardi, S. Pd
sumber : model pembelajaran mukhlis Artikel Terkait di Bawah posting
model pembelajaran
- Model Pembelajaran Make A Match
- Model Pembelajaran Talking Stick
- PENDEKATAN KONSTEKTUAL
- MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
- Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
- STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
- Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok
- Teknik pembelajaran Numbered Heads Together
- Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
- KETERAMPILAN MENJELASKAN
- KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
- KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
- Model Pembelajaran Number head together (NHT)
- apa itu pendekatan kooperatif?
- pendekatan pembelajaran matematika
- RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP TEMATIK) MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE
- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
- PENDEKATAN KONSTEKSTUAL
- MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (Model Tim Ahli)
- MODEL PEMBELAJARAN INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE (LINGKARAN BESAR – LINGKARAN KECIL)
pendidikan SD
- Kelebihan dan Kekurangan Mesin Absensi Sidik Jari (Fingerprint)
- Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
- Model Pembelajaran Make A Match
- Model Pembelajaran Talking Stick
- PENDEKATAN KONSTEKTUAL
- MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
- Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
- Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran
- STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
- Karya Sastra dan Dunia Anak-anak
- SUMBER-SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
- Peran Seorang Guru
- Kewibawaan Guru untuk Kedisiplinan Siswa
- Karakteristik anak usia SD
- tarian adat banjar anak SD
- contoh rpp dengan model example non example
- Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD
- TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
- PENILAIAN PEMBELAJARAN TEMATIK
- Karakteristik Anak Berkelainan Fisik
- Evaluasi Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan
- MODEL PEMBELAJARAN INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE (LINGKARAN BESAR – LINGKARAN KECIL)
- PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
pendidikan
- "Program Sertifikasi Guru" Perlu atau Tidak?
- ALASAN BENCANA MENURUT ISLAM
- Bentuk-Bentuk Interaksi
- Pendidikan IPS di Sekolah Dasar
- Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Tantangan Dunia Global
- PENDEKATAN KONSTEKTUAL
- MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
- Macam-Macam Pendekatan dalam Pembelajaran
- STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
- Karya Sastra dan Dunia Anak-anak
- SUMBER-SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN
- Peran Seorang Guru
- Pengertian Fantasi
- Kewibawaan Guru untuk Kedisiplinan Siswa
- Mengupas Film '3 Idiot' Tentang Sistem Pendidikan
- Bagaimana peran Komunikasi sebagai Penafsir Pesan
- beberapa pengertian tari, seni tari, sendra tari dan drama tari
- Teknik pembelajaran Numbered Heads Together
- Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
- apa itu proses pembelajaran dan apa2 saja yang menyangkut perencanaan pembeljaran
- KETERAMPILAN MENJELASKAN
- KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
- KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
- Model Pembelajaran Number head together (NHT)
0 Responnnnnnn :
Post a Comment
Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^