Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
Sedangkan menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi :
1. Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya.
2. Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;
3. Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;
4. Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.
c. Konsep-Konsep Belajar di Kelas Tinggi
Proses belajar merupakan masalah yang kompleks sifatnya. Disebut demikian karena proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang melakukan kegiatan belajar tanpa bisa terlihat secara lahiriah. Hal ini dinamakan proses intern.
Berdasarkan siklus proses belajar tersebut tahap pertama merupakan keinginan peserta didik untuk mengetahui suatu hal didasarkan pada motivasi atau tujuan belajarnya. Tahap kedua merupakan upaya peserta didik untuk memusatkan perhatiannya pada materi pelajaran yang disajikan guru dalam proses pembelajaran. Tahap ketiga adalah penerimaan dan memahami materi pelajaran untuk selanjutnya disimpan dalam pikiran. Tahap keempat adalah kemampuan mereproduksi informasi baru itu agar dapat bermanfaat bagi dirinya dengan mengkombinasikan berbagai informasi lain yang pernah diterimanya. Tahap kelima adalah menempatkan apa yang telah diajarkan ke dalam ruang lingkup yang lebih luas melalui cara pengendalian sesuai yang diterima serta melaksanakan transfer. Tahap keenam adalah upaya melakukan sesuatu tentang hal yang telah ia pelajari dalam bentuk latihan-latihan sekaligus umpan balik terhadap sesuatu yang sudah dimengertinya.
Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.Gagne, dalam buku The conditions of Learning (1977).
Pembelajaran matematika yang banyak menggunakan simbol dan lambang sangat memerlukan pemahaman yang logis dan realistia atau disebut pemahaman dengan tata nalar yang logis sehingga dalam penyajian materi atau konsep kepada siswa harus berjenjang. Untuk itu, pembelajaran matematika di SD oleh Soleh (2000:39) dinyatakan sebab siswa tidak berhasil belajar matematika karena tidak menangkap konsep dengan benar dan tidak lancar menggunakan operasi atau prosedur. Artikel Terkait di Bawah posting
2 Responnnnnnn :
bagus!!!
makasih gan... datang lagi yaaa
Post a Comment
Silakan anda berikan saran atau komentar untuk membangun blog haur gading menjadi lebih baik,, ^^